Cara Mengendalikan Hama Tikus Pada Tanaman Jagung, Para Petani Wajib Tahu

mengendalikan hama tikus

GOLDEN FARM 99 – Mengendalikan hama tikus pada tanaman jagung tidak lah sulit Anda perlu membaca artikel ini untuk mengetahui cara pengendalian hama tikus.

Jagung (Zea mays ssp. mays) merupakan salah satu tanaman pangan yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Salah satu gangguan dalam produksi tanaman padi adalah serangan hama tikus. Pengendalian hama tikus merupakan tantangan terbesar bagi sebagian besar para petani.

Selain menyerang tanaman padi, tanaman jagung di lahan sawah dapat terserang oleh hama tikus. Tikus mempunyai daya reproduksi yang tinggi dimana hewan pengerat ini dapat melahirkan sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Populasi tikus juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti sumber air, sarang, dan ketersediaan makanan. Oleh karena itu, bila tanaman jagung di lahan sawah bekas tanaman padi akan lebih cepat terserang oleh hama tikus.

Hama tikus dapat merusak hingga 80 % tanaman padi pada satu petak dalam satu malam (1 hari). Hama tikus menyerang mulai akar, batang, daun, hingga bulir tanaman padi, sehingga tanaman padi tidak dapat berkembang. Hal ini menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi para petani. Tikus dapat mendeteksi keberadaaan sumber makanan dengan mengandalkan indera penglihatan, penciuman, pendengaran dan perasa. Berikut kemampuan indera tikus sawah diantaranya yaitu:

Kemampuan Indera Tikus Sawah

Mengendalikan hama tikus merupakan tantangan terbesar bagi petani jagung dan upaya pengendalian mutlak diupayakan. Berikut cara tikus mendeteksi keberadaan sumber makanan diantaranya sebagai berikut.

  • Penglihatan (vision), tikus beradaptasi untuk aktifitas malam hari. Meskipun buta warna, penglihatan tikus sawah sangat peka terhadap cahaya sehingga mampu mengenali bentuk benda di kegelapan malam hingga jarak pandang 10- 15m. Dalam keadaan gelap total, mobilitasnya dibantu indera penciuman, peraba, dan perasa.
  • Indera pendengaran (hearing), memiliki dua puncak tanggap akustik (bimodal cochlear), yaitu pada selang suara audible (suara yang dapat didengar manusia pada rentang frekuensi 20Hz-20KHz) dan pada suara ultrasonik (tidak dapat didengar manusia pada frekuensi >20Khz). Suara digunakan oleh tikus sebagai salah satu media komunikasi antar sesamanya. Misalnya, suara tikus berkelahi berbeda dengan tikus kawin, berpatroli, atau tertangkap predator.
  • Indera penciuman (smell),  berkembang sangat baik. Tikus sawah mampu mengenali pakan, sesama tikus, dan predator dengan hanya menggerakkan kepala turun-naik dan mengendus,. Ketajaman penciuman juga digunakan untuk mendeteksi sekresi genitalia tikus betina dan jejak pergerakan tikus kelompoknya sehingga tikus mampu mengetahui batas-batas teritorialnya. Sedangkan dengan indera perasa (taste), tikus mampu memilah pakan yang aman dan menolak pakan yang tidak disukainya. Tikus sawah mampu mendeteksi (dengan mencicipi) air minum yang diberi 3 ppm phenylthiocarbamide, suatu senyawa racun yang berasa pahit di lidah manusia.
  • Indera peraba (touch), berupa vibrissae dan kumis (misai) sangat membantu aktivitas tikus pada malam hari. Deteksi dilakukan dengan cara menyentuhkan sensor peraba pada permukaan lantai, dinding, dan benda lain. Dengan cara demikian, tikus dapat menentukan arah dan mengetahui ada/tidaknya rintangan. Apabila merasa aman, tikus akan bergerak antar obyek melalui jalan khusus yang selalu diulang (runway).

Untuk itu dibutuhkan kombinasi perlakuan baik dari segi teknis yang meliputi penggunaan alat-alat mekanis dan non teknis yang meliputi kebersihan agar dapat mengendalikan hama tikus yang ada dipersawahan atau lahan pertanian. Berikut cara mengendalikan hama tikus pada tanaman padi.

Cara Pengendalian Hama Tikus

Cara mengendalikan hama tikus harus memperhatikan bioekologi hewan ini yaitu dengan cara hayati, sanitasi, mekanis dan kimiawi. Hama tikus ini sangat meresahkan para petani. Selain menyerang tanaman jagung, padi pun juga diserang hama tikus. Ada beberapa cara untuk mengendalikan hama tikus pada tanaman jagung diantaranya sebagai berikut:

1. Pengendalian Hayati

Pengendalian hayati dapat mengendalikan hama tikus dengan memanfaatkan predator berupa kucing, anjing, ular, burung elang, dan burung hantu. Penggunaan patogen sebagai agen pengendali tidak dianjurkan karena berdampak negatif terhadap manusia.

2. Sanitasi

Pengendalian ke dua yaitu sanitasi dengan membersihankan dan penyempitan pematang atau tanggul dapat dilakukan untuk membatasi tikus membuat sarang. Untuk itu, pematang atau tanggul dibuat dengan lebar kurang dari 40 cm.

3. Mekanik

Tindakan pengendalian mekanik yang dapat dilaksanakan untuk mengurangi populasi tikus diantaranya yaitu pemagaran pertanaman dengan plastik, pemasangan bubu perangkap, atau gropyokan. Tindakan mekanik ini yang dapat dilaksanakan untuk mengurangi populasi tikus.

Cara penggunaan bubu perangkap yaitu gunakan bambu berukuran 2 m yang pada salah satu bubunya dilubangi, kemudian diletakkan di pinggir pematang saat terbentuknya tongkol sampai panen, dapat menipu tikus yang diduga sebagai lobang alamiah.

Tikus yang terperangkap kemudian dibunuh. Pengusiran tikus dapat pula dilakukan dengan bunyi-bunyian, tetapi bersifat sementara karena setelah itu tikus akan kembali lagi ke pertanaman.

4. Kimiawi

Salah satu cara untuk mengendalikan hama tikus adalah umpan beracun, yang biasanya menggunakan rodentisida. RMB yang banyak dipasarkan adalah Klerat, Storm, dan Ramortal. Emposan dengan menggunakan bahan fumigasi efektif menurunkan populasi tikus. Jenis bahan fumigasi yang biasa dipakai adalah hydrogen sianida, karbon monoksida, hidrogen fosfida, karbon dioksida, sulfur dioksida, dan metal bromida.

Demikian informasi yang kami sampaikan mengenai cara mengendalikan hama tikus pada tanaman jagung semoga bermanfaat bagi pembaca. Selamat mencoba dan terimakasih.

Tinggalkan Balasan